Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Seekor Paus Sperma baru-baru ini ditemukan mati setelah terdampar di pantai Spanyol.
Parahnya, apa yang menjadi penyebab kematiannya sungguh membuat miris.
Bagaimana tidak, dari hasil otopsi yang dilakukan oleh para peneliti, hewan tersebut diduga mati lantaran menelan 29 kilo plastik.

“Mereka diduga tidak dapat mencerna atau mengeluarkan plastik yang telah mereka makan,” terang para ahli di Pusat Penyelamatan Satwa El Valle di wilayah tersebut.
Penyebab kematiannya resmi dikatakan sebagai peritonitis, yakni infeksi pada lapisan dalam lambung.
Consuelo Rosauro, direktur jenderal untuk lingkungan alam di kawasan tersebut mengatakan, “Banyak hewan terperangkap dalam sampah, dan menelan plastik dalam jumlah besar, yang akhirnya menyebabkan kematian mereka.”
Akibat kematian mamalia laut ini, mendorong pihak pemerintah untuk meluncurkan kampanye melawan pembuangan sampah di laut.
Para penangkap ikan mengira bahwa kepala kotak besar mereka adalah reservoir besar untuk sperma, karena ketika kepala dipotong terbuka, ia ditemukan mengandung zat putih seperti susu.
Populasi di seluruh dunia saat ini tidak diketahui, tetapi diperkirakan sekitar 100.000.
Ikan paus sperma, biasanya hidup dengan makanan yang sebagian besar terbuat dari cumi-cumi dan memiliki harapan hidup kurang lebih setara dengan manusia sekitar 70 tahun.
Mereka juga terdaftar sebagai spesies yang rentan.