• Latest
  • Trending
Kisah Harmonis Ata Modo Berbagi Hasil Buruan dengan Komodo

Kisah Harmonis Ata Modo Berbagi Hasil Buruan dengan Komodo

October 26, 2020
Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

December 19, 2020
Awasi Hutan, Taman Nasional Bali Barat Jajaki Pemanfaatan Teknologi AI

Awasi Hutan, Taman Nasional Bali Barat Jajaki Pemanfaatan Teknologi AI

October 27, 2020
Eksotika Kayan Miau Baru, Pariwisata Berbasis Lingkungan di Kaltim

Eksotika Kayan Miau Baru, Pariwisata Berbasis Lingkungan di Kaltim

October 27, 2020
Gerakan Penghijauan, Pjs Bupati Blitar Tanam Pohon di Gondomayit

Gerakan Penghijauan, Pjs Bupati Blitar Tanam Pohon di Gondomayit

October 27, 2020
Sederet Tempat Menakjubkan di Sulsel untuk Habiskan Waktu Libur Panjang

Sederet Tempat Menakjubkan di Sulsel untuk Habiskan Waktu Libur Panjang

October 27, 2020
Gajah di Riau dalam Rimba Konsesi

Gajah di Riau dalam Rimba Konsesi

October 27, 2020
Taman Kehati Belitung, Menjaga Bukit Peramun dari Kegiatan Tambang Timah

Taman Kehati Belitung, Menjaga Bukit Peramun dari Kegiatan Tambang Timah

October 26, 2020
BPDPKS: Industri Seksi, Tak Heran Sawit Terus Diserang

BPDPKS: Industri Seksi, Tak Heran Sawit Terus Diserang

October 26, 2020
Komisi Nasional UNESCO Ingatkan Amdal ‘Jurassic Park’ NTT

Komisi Nasional UNESCO Ingatkan Amdal ‘Jurassic Park’ NTT

October 26, 2020
Echo Green Dinilai Sejalan dengan Program Pemda

Echo Green Dinilai Sejalan dengan Program Pemda

October 25, 2020
Dulu Kumuh, Kini Saluran Irigasi Ini Bisa Panen Ikan 2 Ton

Dulu Kumuh, Kini Saluran Irigasi Ini Bisa Panen Ikan 2 Ton

October 25, 2020
Itera Diproyeksikan Berperan Besar Dalam Konservasi Alam Pulau Sumatera

Itera Diproyeksikan Berperan Besar Dalam Konservasi Alam Pulau Sumatera

October 24, 2020
Friday, February 26, 2021
Berita Politik Hijau
No Result
View All Result
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russian Federation
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Military
    • Politics
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russian Federation
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Military
    • Politics
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
No Result
View All Result
Berita Politik Hijau
No Result
View All Result

Kisah Harmonis Ata Modo Berbagi Hasil Buruan dengan Komodo

October 26, 2020
in Environment, Featured, Indonesia News, Lingkungan, News, Satwa
0
Post Views: 28

 

Jauh sebelum Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur dibuka pada tahun 1980 dan masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991, jauh sebelum turis mancanegara dan influencer berdatangan dengan drone atau kamera di tongsisnya, hiduplah penduduk asli yang disebut Ata Modo.

Ata berasal dari kata ‘orang yang bermukim hutan’ dan modo berasal dari kata ‘naga’. Catatan sejarah menulis bahwa Ata Modo sudah hidup di Pulau Komodo sejak 2.000 tahun yang lalu.

Ata Modo merupakan orang-orang yang migrasi dari Sulawesi, Manggarai, dan Bima. Bahkan bisa ditemukan orang dari Suku Bugis.

RelatedPosts

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

Awasi Hutan, Taman Nasional Bali Barat Jajaki Pemanfaatan Teknologi AI

Eksotika Kayan Miau Baru, Pariwisata Berbasis Lingkungan di Kaltim

Gerakan Penghijauan, Pjs Bupati Blitar Tanam Pohon di Gondomayit

Sederet Tempat Menakjubkan di Sulsel untuk Habiskan Waktu Libur Panjang

Warga Ata Modo beragama Islam. Dialek yang khas juga membedakan mereka dengan orang Flores pada umumnya.

Di awal migrasi, mereka menempati Pulau Komodo. Hidup berdampingan dengan mereka ialah kawanan kadal purba, komodo (Varanus komodoensis).

Saat Taman Nasional Komodo dibuka dan  Mereka mengalah dengan aturan yang tak mengizinkan berburu atau bertani, sehingga mereka beralih profesi menjadi nelayan.

Sekitar tahun 1990an, terjadi pelebaran wilayah konservasi hingga ke lautan. Ata Modo terpaksa mengalah lagi, kali ini mereka terpaksa gantung pancing dan beralih profesi menjadi pematung, penjual suvenir, hingga pemandu wisata.

Mereka yang biasanya bebas berkeliaran di bukit, hutan, dan pantai, kini harus puas menempati lahan seluas 17 hektare bersama 2.000 jiwa yang lain.

Hampir satu dekade kemudian, Ata Modo terdesak rencana relokasi atas nama pengembangan wisata lagi. Kali ini, karena pemerintah Indonesia ingin mendatangkan lebih banyak turis mancanegara ke Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar.

“Pulau Komodo akan dijadikan area konservasi komodo, Pulau Rinca sebagai area wisata “Jurassic Park”, dan Pulau Padar akan dijadikan area tempat penginapan dan tempat makan,” jelas Gregorius Afioma, dari LSM Sunspirit, saat diwawancara oleh CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon pada Selasa (27/10).

“Lokasi foto viral itu di Pulau Rinca,” katanya.

Greg melihat kalau pengembangan wisata yang berlangsung berbasis investasi, yang cuma melibatkan investor kelas kakap dan belum sepenuhnya melibatkan penghuni Taman Nasional Komodo.

Padahal, Ata Modo dan komunitas pendukungnya sebenarnya bisa dirangkul untuk memulai pengembangan yang berbasis konservasi. Warga bisa diberi pelatihan untuk mampu menjadi pelaku usaha wisata yang baik. Flora dan fauna dibiarkan tumbuh secara alami.

Greng mencontohkan arsitektur tempat wisata ala “Jurassic Park” di salah satu area Pulau Rinca.

Tanpa konsultasi dengan warga lokal, investor membangun properti yang mengacaukan zona interaksi antarfauna di sana, semisal komodo dan rusa.

“Konsep arsitektur ramah lingkungan itu agak menjebak. Sebaiknya tak usah ada arsitektur sekalian, karena wisata alam liar yang terbaik itu ialah pendakian, bukan dari atas bangunan yang merusak rute hewan,” ujar Greg.

“Nanti kalau rutenya diganggu, komodo tak ada yang berkeliaran. Akibatnya kita harus memancing mereka dengan daging untuk datang, padahal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri yang melarang memberi makan hewan di taman nasional.

“Kalaupun ingin dibangun, mungkin bisa membangun fasilitas utama saja, seperti pos pengamatan atau toilet, tentu yang tak menganggu rute fauna,” jelasnya.

Hubungan harmonis

Bagi Greg, komodo bukanlah hewan yang ganas dan agresif. Sebaliknya, komodo ialah hewan yang pemalas.

Greg menceritakan, kala Ata Modo berburu hewan, mereka biasanya menyisakan bagian kepala dan organ dalam untuk komodo.

Saat warga memotong-motong bagian hewan, kawanan komodo tidak agresif merebut daging. Mereka menunggu sambil leyeh-leyeh di bawah pohon.

Setelah daging dikemas, baru warga membaginya kepada komodo.

Walau bisa lari hingga 20km/jam, komodo tak gemar mengejar mangsanya. Hewan berdarah dingin ini lebih suka membuat jebakan untuk mencari makan.

Komodo lebih sering beraktivitas di pagi hari. Selebihnya, sama seperti turis yang datang, mereka asyik berteduh di bawah pohon.

Greg tak memungkiri bahwa pengembangan wilayah dan serbuan turis bisa mengubah karakter komodo di masa depan.

Misalnya dengan adanya pembangunan hotel atau restoran, komodo mungkin mendekati dapur setiap hari. Dengan begitu mereka menjadi gemuk dan malas ke hutan untuk kawin, padahal populasi mereka rentan punah.

Greg masih ingat betul kisah temannya, seorang jagawana di Taman Nasional Komodo, yang sempat mengobati seekor komodo kecil yang terluka. Hingga saat ini, sang komodo masih sering menyambangi pos jaga.

“Komodo itu memorinya sangat kuat. Ia juga sangat setia menjaga teritorinya,” pungkas Greg.

 

Source: CnnIndonesia
Tags: Ata ModoBerbagi Hasil BuruanHutanKisah HarmonisKomodoLingkungan

Related Posts

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia
Environment

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

December 19, 2020
Awasi Hutan, Taman Nasional Bali Barat Jajaki Pemanfaatan Teknologi AI
Environment

Awasi Hutan, Taman Nasional Bali Barat Jajaki Pemanfaatan Teknologi AI

October 27, 2020
Eksotika Kayan Miau Baru, Pariwisata Berbasis Lingkungan di Kaltim
Environment

Eksotika Kayan Miau Baru, Pariwisata Berbasis Lingkungan di Kaltim

October 27, 2020
Gerakan Penghijauan, Pjs Bupati Blitar Tanam Pohon di Gondomayit
Environment

Gerakan Penghijauan, Pjs Bupati Blitar Tanam Pohon di Gondomayit

October 27, 2020
Sederet Tempat Menakjubkan di Sulsel untuk Habiskan Waktu Libur Panjang
Environment

Sederet Tempat Menakjubkan di Sulsel untuk Habiskan Waktu Libur Panjang

October 27, 2020
Next Post
Komisi Nasional UNESCO Ingatkan Amdal ‘Jurassic Park’ NTT

Komisi Nasional UNESCO Ingatkan Amdal 'Jurassic Park' NTT

Translate


Notice: Undefined index: message in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/plugins/podcast-feed-player-widget/podcast-feed-player-widget.php on line 50


Notice: Undefined variable: channel in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/plugins/podcast-feed-player-widget/podcast-feed-player-widget.php on line 69

Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/plugins/podcast-feed-player-widget/podcast-feed-player-widget.php on line 69
Our Latest Podcasts

  • No items

Popular Post

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia
Environment

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

December 19, 2020
0

  Sebanyak 11 orangutan Sumatera (Pongo abelii) korban perdagangan satwa liar dari Thailand dan Malaysia dipulangkan ke Indonesia pada Kamis...

Read more
Sekawanan Harimau Indocina Langka Tertangkap Kamera

Sekawanan Harimau Indocina Langka Tertangkap Kamera

March 31, 2017
Kawasan Mangrove Teluk Kendari Jadi Objek Wisata

Kawasan Mangrove Teluk Kendari Jadi Objek Wisata

March 31, 2017
Lereng Gunung Welirang Krisis Air Bersih

Lereng Gunung Welirang Krisis Air Bersih

March 31, 2017
Reforma Agraria Solusi Ketimpangan Ekonomi Petani

Reforma Agraria Solusi Ketimpangan Ekonomi Petani

March 31, 2017
  • About Us
  • Terms and Conditions
  • Privacy
  • Disclaimer
  • Creative Commons
  • Contact Us

Topics

Follow Us

Tentang Kami

Beritapolitikhijau.com adalah bagian dari Berita Politik Hijau Media Group LLC, yang menyampaikan berita harian di seluruh dunia.

© 2011 Berita Politik Hijau

No Result
View All Result
  • Indonesia News
  • World News
    • Africa
    • Asia
      • China
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russian Federation
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Military
    • Politics
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports

© 2011 Berita Politik Hijau