Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Sekelompok singa ditemukan mati di Taman Nasional Queen Elizabeth, Uganda, Afrika Timur. Peristiwa ini pun telah dikonfirmasi oleh Uganda Wildlife Authority (UWA) pada Jumat (13/4/2018).
Singa-singa itu ditemukan sudah jadi bangkai dan tulang belulang karena dagingnya habis dilahap hyena. Namun, hyena dipastikan memakan para singa dalam keadaan mati di dekat desa pemancingan Hamukungu yang terletak di dalam area taman nasional pada Selasa (10/4). Desa tersebut juga daerah tujuan turis paling populer di sana.
Jurnalis National Geographic yang berada di tempat kejadian melaporkan bahwa bangkai singa yang tersisa kemudian dibawa ke kota Mweya untuk diperiksa. Kasusnya pun dilaporkan ke polisi dan pelakunya mulai diburu.
“Saya merasa sangat terpukul dan mulai menangis. Saya sangat terbiasa bersama mereka karena saya mengikuti singa-singa itu dengan kendaraan setiap hari untuk mendokumentasikannya,” ucap Alex Braczkowski yang sehari-hari merekam kebiasaan dan tingkah laku jenis singa pemanjat pohon untuk siaran televisi.
Dari hasil investigasi awal, kelompok yang terdiri dari tiga singa betina dewasa dan delapan anak diduga mati karena diracun.
“Itu baru dugaan saja. Kami akan terus mencoba untuk mengungkap sebab kematian yang sebenarnya,” jelas Bashir Hangi, salah seorang juru bicara UWA, dikutip The Guardian.
Dugaan demikian dicetuskan sebab kawanan itu mati dalam waktu bersamaan. Padahal sebelumnya kesebelas singa itu diketahui dalam kondisi sehat.
Prediksi sementara, singa-singa itu diracun menggunakan aldicarb, zat aktif dalam pestisida Temik yang efektif membasmi kutu daun, tungau laba-laba, dan sebagainya. Di Indonesia, zat ini juga lazim dipakai sebagai racun tikus. Aldicarb bekerja dengan menyerang syaraf, membuat korbannya muntah, kesulitan bernapas hingga akhirnya mati.
“Kami sangat kehilangan, ini adalah kehilangan besar. Hal ini terjadi ketika kami baru saja merayakan World Wildlife Day (3/3) di Kasese, Uganda,” sesal Gessa Simplicious, salah seorang juru bicara untuk UWA.
Sebelumnya UWA memiliki lebih dari 200 ekor singa, termasuk jenis langka pemanjat pohon. Khusus di Uganda, saat ini tersisa sekitar 400 ekor singa.
Belakangan, kasus kematian raja hutan karena racun sebenarnya kerap terjadi. Angka kematiannya pun terus meningkat. Pihak konservasi dan taman nasional tersebut menaruh kecurigaan yang cukup besar kepada beberapa pihak.
Misalnya saja para gembala. Mereka dicurigai sengaja meracun karena khawatir kawanan singa akan menyerang hewan ternaknya. Selain itu, pemburu liar juga disebut-sebut sebagai salah satu kemungkinan pelaku yang diduga membunuh singa secara ilegal untuk tujuan tertentu.
Perdana Menteri Uganda Dr. Ruhakana Rugunda menyebutkan bahwa tindakan ini harus dianggap setara dengan kasus terorisme. Ia juga menyebutkan presiden harus menangani masalah ini sama dengan ketika menyelesaikan masalah dengan kelompok pemberontak di Uganda Allied Democratic Front (ADF) atau Lord’s Resistance Army (LRA).
Komunitas alam liar di Uganda memang telah lama berseteru soal batas wilayah antara taman nasional dan permukiman penduduk, terutama wilayah yang digunakan sebagai peternakan. Hal ini menyebabkan para gembala kerap merasa cemas bahwa binatang buas dari taman nasional akan mendekat dan memangsa hewan-hewan ternak mereka.
Uganda juga bukan sekali ini saja kehilangan singa-singa akibat racun. Pada Mei 2010 ada lima singa yang mati di Taman Nasional Queen Elizabeth karena diracun. Pada 2006 dan 2007 total ada 15 ekor singa yang mengalami nasib serupa di tempat yang sama.