Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Osaka, Jepang, meninggalkan cerita menarik bagi Indonesia. Alih-alih menyuarakan isu-isu penting, dunia maya Tanah Air dihebohkan dengan keheranan publik atas aksi Presiden Joko Widodo di sana. Sang Presiden terpilih diklaim tak memiliki kapabilitas melakukan pertemuan dengan para pemimpin dari negara lain. Bahkan, ada yang sarkas menuding, Sang Presiden punya kemampuan minim dalam berbahasa Inggris.
Memperkuat tudingan tersebut, di dunia maya pun beredar video sebuah talkshow Jepang. Sang pembawa acara memperlihatkan papan berukuran 50×100 cm berisi daftar nama berbahasa Jepang serta bendera masing-masing negara. Juga terdapat angka di sebelah kolom bendera, seperti 89 buat Perancis, 9 Singapura, dan 1 untuk Indonesia.
Narasi yang berkembang di media sosial adalah, Presiden Indonesia hanya diberi jatah pidato 1 menit. Dan dalam talkshow tersebut, para peserta yang terdiri dari dua tamu Asia serta satu berwajah non-Asia tampak tertawa dengan “angka 1” yang diperoleh Indonesia.
“Saya mendengar beliau selalu berbahasa Inggris dengan lancar dalam setiap komunikasinya dengan pimpinan negara lain. Kalau bahasa Inggrisnya tidak baik, tidak mungkin Ivanka Trump atau para pimpinan negara lain sampai ketawa-ketawa saat berbincang dengan beliau,” ujarnya dalam unggahan di laman Facebook Luhut, seperti dikutip Selasa (2/7/2019).
Luhut mengakui logat Jawa tetap kental dalam setiap kalimat Presiden Jokowi saat berbincang dengan pimpinan negara sahabat. Namun, menurutnya, itu adalah hal wajar sebagai bentuk identitas daerah asal.
“Ada yang bilang bahasa Inggris Pak Jokowi medok Jawa. Memang betul. Saya juga medok, tetapi medok Batak. Lantas, apakah kita harus malu dengan lidah Indonesia kita? Saya tidak setuju, karena saya bangga jadi orang Indonesia, dan saya bangga dengan logat Batak saya. Masalah aksen ini saya perhatikan ketika mendampingi Pak Jokowi selama menghadiri KTT G20 di Jepang, minggu lalu.”
“Tidak hanya terhadap Pak Jokowi, saya juga memperhatikan aksen dari pemimpin negara lain seperti dari Jerman dan Prancis. Mereka medok juga, tetapi medok ala Jerman dan Prancis. Artinya, setiap bangsa punya logat khasnya masing-masing. Jadi, tidak perlu kita menilai rendah seseorang hanya karena aksen bahasa Inggrisnya,” tambahnya.
Tak hanya itu, Luhut juga menyatakan bahwa Indonesia memainkan peran penting dalam pertemuan tersebut. Buktinya, banyak permintaan pertemuan dari beberapa kepala negara. “Pak Jokowi tadinya menerima 17 permintaan pertemuan bilateral dari negara lain. Ini adalah bukti betapa populernya Indonesia sekarang di kalangan anggota G20 yang notabene merupakan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia,” ujarnya.
Pertemuan yang terlaksana adalah bersama Raja Salman dari Arab Saudi, dan Presiden Erdogan dari Turki. Pertemuan dengan World Bank, dikatakan Luhut, juga berjalan sangat baik. Bank Dunia bakal melanjutkan pemberian bantuan untuk mendorong proyek SDGs di Indonesia yang akan diinkubasi dalam skema blended finance.
Pertemuan dengan Presiden Cina, Xi Jinping, juga berjalan sangat baik. Kedua negara sepakat menyusun struktur special fund dengan bunga murah untuk perusahaan Cina yang investasi di Indonesia dan partnernya, yaitu perusahaan Indonesia. Dengan demikian, perusahaan Indonesia bisa ikut menikmati bunga pinjaman yang lebih murah.
Tak lupa Luhut memberikan wejangan agar pihak-pihak di Tanah Air mulai mengendalikan diri. “Sudah cukuplah dengan perbedaan-perbedaan yang muncul di pilpres lalu, jangan lagi kita buka. Mari kita menatap 5 tahun ke depan dengan optimistis. Negara ini harus tetap kompak untuk membangun. Sama seperti Presiden Jokowi yang saya lihat komitmennya tidak ada habis-habisnya untuk membangun Indonesia.”
Apakah benar Presiden Jokowi hanya mendapatkan jatah pidato 1 menit dalam KTT G20 Osaka? Di situs Kementerian Luar Negeri Jepang, disebutkan bahwa Jokowi memang melangsungkan pertemuan singkat dengan PM Jepang, Shinzo Abe. Dalam bahasa Inggris situs itu menyebutkan pertemuan dilakukan demi membahas masalah umum terkait kepentingan ekonomi kedua negara.
On June 28, Mr. Shinzo Abe, Prime Minister of Japan, held a pull aside talk with H.E. Mr. Joko Widodo, President of the Republic of Indonesia, who is visiting Japan to attend G20 Osaka Summit. Both leaders confirmed the completion of the General Review of the Japan-Indonesia Economic Partnership Agreement, and decided to continue the negotiation to amend the Agreement based on the outcomes of the General Review, aiming to conclude it by the end of this year. They also reaffirmed their determination to conclude a modern, comprehensive, high quality, and mutually beneficial RCEP in 2019.
Dalam pertemuan singkat yang disebut “a pull aside talk” itu, kedua negara diharapkan bisa merampungkan persetujuan-persetujuan terkait paling lambat pada akhir tahun ini.