Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tengah menyatakan Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah yang masif melakukan eksploitasi sumber daya alam (SDA) berbasis lahan.
Eksploitasi SDA berbasis lahan itu disertai pembabatan hutan yang kemudian berdampak terjadinya deforestasi hutan atau perubahan lahan hutan menjadi nonhutan. Akibatnya, Morowali sangat rentan terdampak banjir.
“Praktik tersebut memberikan kontribusi besar terhadap penurunan daya dukung atau kualitas lingkungan, yang memberikan dampak terjadinya erosi dan banjir,” kata Manager Kampanye dan Perluasan Jaringan Walhi Sulawesi Tengah Stevandi di Palu baru-baru ini, seperti dilansir Antara.
Walhi menilai banjir yang terjadi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, ada kaitannya dengan menurunnya daya dukung lingkungan.
Dalam catatan Walhi, tercatat 189 Izin Usaha Pertambangan yang terbit di Morowali pada tahun 2012. “Dampak dari buruknya lingkungan yang terjadi saat ini, merupakan hasil dari kebijakan pemerintah daerah,” ucap Stevandi.
Menurut Walhi Sulteng, mestinya pemerintah daerah sebelum mengeluarkan kebijakan, harus benar-benar mempertimbangkan aspek lingkungan, agar tidak terjadi dampak dari buruknya lingkungan, seperti banjir yang terjadi saat ini.
Data Walhi Sulteng menyebutkan bahwa terdapat sekitar 6.000 hektare lahan yang dapat di katakan kritis, di Kabupaten Morowali. “Ini data awal berdasarkan pencitraan satelit. Kami akan investigasi lebih mendalam untuk konkritkan data 6.000 lahan kritis di Morowali,” ujar dia.
Walaupun itu data awal, namun cukup fantastis dan memberikan dampak besar terhadap masyarakat bila terjadi bencana alam. Olehnya, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah perbaikan lingkungan, misalnya melakukan reboisasi.
Sebelumnya, Hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Morowali, mengakibatkan banjir bandang, Sabtu (8/6) dini hari. Arus lalulintas Trans Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Sulawesi Tenggara (Sultra) lumpuh total karena banjir.
Dua jembatan itu berada di Desa Dampala, Kecamatan Bahodopi dan di Desa Larobenu, Kecamatan Bungku Barat. Selain itu jembatan di Desa Bahodopi, Kecamatan Bahodopi, juga ikut anjlok.