Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Notice: Undefined offset: 1 in /home/zau5zd45gt71/public_html/beritapolitikhijau.com/wp-content/themes/jnews/class/ContentTag.php on line 86
Seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin jantan terkena jerat pemburu di Wilayah Batu Ampar, Suoh, Lampung Barat. Sejumlah luka ditubuhnya membuat Si Raja Hutan menderita. Kondisinya pun kini tak lagi sempurna alias cacat.
Akibat kena jeratan tersebut, kaki kanan Harimau Sumatera itu membusuk. Kondisi tersebut akhirnya membuat bagian kaki Si Raja Hutan yang terluka terpaksa harus diamputasi guna menghindari agar luka tidak semakin menyebar.
Bukan cuma itu, ada bekas luka di perutnya yang membuat bagian tubuh tersebut tak lagi ditumbuhi bulu. Gigi taring atas Harimau itu juga patah dan ada tiga lubang di beberapa bagian tubuhnya.
Beruntung, Harimau yang pertama kali diketahui kena jerat pada, Selasa (2/7/2019), itu berhasil diselamatkan setelah segera dievakuasi dan mendapatkan perawatan intensif. Kondisinya pun kini sudah mulai membaik, meski Si Raja Hutan kini mengalami cacat.
Tim dokter BKSDA Bengkulu-Lampung yang terdiri dari drh. Erni Suyanti, drh. Sugeng, dan drh. Karyo, serta Rasyid ibransyah dari Lembaga Konservasi (LK) Lembah Hijau Lampung saat ini masih terus memantau perkembangan kesehatan Harimau Sumatera tersebut.
Saat dikonfirmasi Lampung77.com, Selasa (9/7/2019), Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung, Donal Hutasoit mengatakan pasca-operasi amputasi, saat ini kondisi Harimau berbobot sekitar 110 kilogram itu sudah berangsur membaik.
“Laporan terakhir (kondisi kesehatan Harimau) baik, sementara normal. Tim dokter juga masih di lokasi (rescue) sampai seminggu kedepan untuk memantau kesehatannya,” kata Donal.
Dengan kondisi fisiknya yang tak lagi sempurna alias cacat, Harimau Sumatera tersebut kini cukup riskan apabila dilepasliarkan ke alamnya.
Kepala BKSDA Bengkulu-Lampung, Donal Hutasoit kepada Lampung77.com mengungkapkan pihaknya saat ini masih akan terus berupaya melakukan pengobatan sebaikmungkin agar satwa dilindungi tersebut bisa kembali dilepasliarkan ke alamnya.
“Sebenarnya yang paling bagus itu diobati dan setelah sehat dilepasliarkan. Tapi dengan kondisi seperti ini (cacat) dikhawatirkan (Harimau) tidak dapat survive (berburu) di lapangan (hutan) dan malah masuk ke pemukiman warga,” kata Donal.
“Kemampuan berburu (Harimau) di alamnya itu juga jadi pertimbangan (dilepasliarkan). Karena tidak mungkin dilepas dalam keadaaan tidak sehat. Itu bisa cukup riskan,” lanjut Donal.
Namun, Donal mengungkapkan pihaknya akan terus memantau kesehatan Harimau Sumatera tersebut. Tim dokter juga masih berupaya mengobati Si Raja Hutan.
“Saat ini masih diobati dulu. Setelah itu, nanti ada rekom dari semua pihak (dilepasliarkan atau tidak),” ujar Donal.